GERSANGNYA PERTANIAN DESAKU
Sungguh gersang wajah pertanian di desaku
Apalagi ketika musim kemarau datang
Tanaman padi dan rumput terlihat mengering
Terbakar oleh teriknya sinar matahari
Ketika musim kemarau tiba
Biasanya para petani menanami lahannya
dengan tanaman selain padi
Terkadang juga di tanami tanaman selingan
seperti buah sawo
Dengan cara mencangkok, buah sawo
akan cepat berbuah
Buah sawo sanggup bertahan hidup meski
kekurangan air
Inilah wajah wajah petani di desaku
Yang terkadang bisa tersenyum bilamana
hasil panennya berhasil dan bagus
Setiap hari tak kenal lelah, menjaga dan
menggarap sawah, mengharap supaya hasil
panennya berlimpah
Menunggu hasil panen sampai 3 bulan
kemudian
Wajah lesu dan tak ada gairah manakala
melihat hasil panen yang tak sesuai harapan
Melihat padi yang mengering
Rupanya panen tahun ini gagal lagi
Muram nasib petani, saat biaya besar sudah
di keluarkan, ternyata hasilnya tak sebanding
dengan apa yang di harapkan
Begitu juga kehidupan wanita dan ibu ibu
yang kehidupannya sangat tergantung pada
penghasilan dari suaminya yang hanya
seorang petani
Apakah selamanya kehidupan petani di
desaku akan terus begini?
Siapa yang salah?
Mungkinkah ini semua pengaruh globalisasi?
Lahan pertanian yang berganti wajah menjadi
rumah rumah mewah,
Pengairan irigasi yang tidak efektif
Siapa yang di rugikan?
Kamilah para petani yang mengais rezeki
Kamilah para petani yang mengais rezeki
dengan cara menanam padi.
SEKIAN
SEKIAN
Kaligelang Taman Pemalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar