Sabtu, 02 Februari 2013

Wajah Buram Petani Di Desaku

GERSANGNYA PERTANIAN DESAKU 



Sungguh gersang wajah pertanian di desaku
Apalagi ketika musim kemarau datang
Tanaman padi dan rumput terlihat mengering
Terbakar oleh teriknya sinar matahari




Ketika musim kemarau tiba
Biasanya para petani menanami lahannya
dengan tanaman selain padi
Terkadang juga di tanami tanaman selingan
seperti buah sawo




Dengan cara mencangkok, buah sawo
akan cepat berbuah
Buah sawo sanggup bertahan hidup meski 
kekurangan air




Inilah wajah wajah petani di desaku
Yang terkadang bisa tersenyum bilamana 
hasil panennya berhasil dan bagus




Setiap hari tak kenal lelah, menjaga dan 
menggarap sawah, mengharap supaya hasil
panennya berlimpah
Menunggu hasil panen sampai 3 bulan 
kemudian




Wajah lesu dan tak ada gairah manakala 
melihat hasil panen yang tak sesuai harapan
Melihat padi yang mengering
Rupanya panen tahun ini gagal lagi




Muram nasib petani, saat biaya besar sudah 
di keluarkan, ternyata hasilnya tak sebanding
dengan apa yang di harapkan




Begitu juga kehidupan wanita dan ibu ibu 
yang kehidupannya sangat tergantung pada
penghasilan dari suaminya yang hanya
seorang petani




Apakah selamanya kehidupan petani di
desaku akan terus begini? 
Siapa yang salah?




Mungkinkah ini semua pengaruh globalisasi? 
Lahan pertanian yang berganti wajah menjadi
rumah rumah mewah,
Pengairan irigasi yang tidak efektif
Siapa yang di rugikan?
Kamilah para petani yang mengais rezeki
dengan cara menanam padi.


SEKIAN

Kaligelang Taman Pemalang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar